Sabtu, 04 Agustus 2012

Student Center

 




Kegiatan belajar bisa saja terjadi walaupun tidak ada kegiatan mengajar. Begitu pula sebaliknya, kegiatan mengajar tidak selalu dapat menghasilkan kegiatan belajar. Kegiatan mengajar dikatakan berhasil hanya apabila dapat mengakibatkan / menghasilkan kegiatan belajar pada diri siswa. Jadi, sebenarnya hakekat guru mengajar adalah usaha guru untuk membuat siswa belajar. Bukan sebagai tokoh sentral dengan menghabiskan 80% waktunya digunakan untuk transfer ilmu secara konvensional yang masih mewarnai  LPT di Indonesia.
Dengan kata lain, mengajar merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Banyak inovasi pendidikan yang dikembangkan, SPICES diantaranya, Student-centered Learning,Problem Based, Integrated Curriculum, Community Oriented, Elective Program dan Systematic. SPICES merupakan elemen yang sangat penting dan pelaksanaannya memerlukan kontribusi yang arif dari semua pihak yang terkait di dalam proses pendidikan.
Usaha yang biasa ditempuh, dengan mengubah paradigma dalam proses pembelajaran yang tadinya berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Siswa memperoleh kesempatan membangun sendiri pengetahuannya sehingga akan memperoleh pemahaman yang mendalam (deep learning) dan pada akhirnya akan meningkatkan mutu siswa.
Penerapan SLC (Student Center Learning) dapat dimulai dengan penetapan atau pengubahan tujuan pembelajaran, siswa mengintergrasikan hal yang baru di dapat, dengan pengetahuan yang telah dimiliki, dapat terjadi pada diri individu siswa maupun sebagai makhluk sosial, pengalaman sendiri maupun pengalaman dari orang lain dan melakukan interaksi sosial yang kolaboratif dalam proses pembelajaran.
Transformasi peranan guru sebagai fasilitator, bukan sebagai sumber pengetahuan yang dijadikan pusat kegiatan pembelajaran dari suatu mata pelajaran, Guru menyediakan, menunjukkan, membimbing dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada. Guru sebagai indikator, konsultan (penasihat), encourage (pendorong semangat), observer dan evaluator (penilai dan peninjau aktivitas siswa).
Hal yang perlu diperhatikan guru dalam kontribusinya dalam SLC, dalam pengartian sumber belajar, diantaranya, bagaimana sumber belajar dimanfaatkan oleh siswa maupun mahasiswa sebagai teknologi dan mesin, tutor, pengubah perilaku, pemotivasi belajar, sebagai alat berpikir dan memecahkan masalah.
Guru juga harus memahami prinsip psikologis dalam pembelajaran berpusat pada siswa, agar memahami prinsip pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ada 5 faktor yang penting, diantaranya. (a) Faktor Metakognitif dan kognitif yang menggambarkan bagaimana siswa berpikir dan mengingat serta penggambaran faktor yang terlibat dalam proses pembentukan makna informasi dan pengalaman.  (b) Faktor Afektif yang menggambarkan keyakinan, emosi dan motivasi mempengaruhi cara siswa menerima situasi pembelajaran, seberapa banyak siswa belajar, dan usaha yang dilakukan untuk mengikuti pembelajaran. Kondisi emosi, keyakinan tentang kompetensi pribadi, harapan terhadap kesuksesan, minat pribadi dan tujuan belajar, semua itu mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar.  (c) Faktor Perkembangan yang menggambarkan bahwa kondisi fisik, intelektual, emosioanal dan sosial dipengaruhi oleh genetik yang unik dan faktor lingkungan.  (d) Faktor Pribadi dan sosial yang menggambarkan bagaimana orang lain berperan dalam proses pembelajaran dan cara orang belajar dalam kelompok. Prinsip ini mencerminkan bagaiman aseseorang saling belajar dan dapat saling mendorong dan saling berbagi perspektif individual. (e) Faktor Perbedaan Individual yang menggambarkan bagaimana latar belakang individu yang unik dan kapasitas masing – masing berpengaruh dalam pembelajaran. Prinsip ini membantu menjelaskan megapa individu mempelajari sesuatu yang berbeda, dan dengan cara yang berbeda pula.
Guru yang sudah menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa cenderung menciptakan suasana kelas yang hangat, mendukung, sehingga siswa menyukai guru. Siswa diminta mengerjakan pekerjaan yang bermanfaat yang berguna untuk mengembangkan ketrampilan hidup siswa. Guru meminta siswa mengerjakan hal yang terbaik yang mereka dapat lakukan, guru memberi kepedulian, sehingga mengetahui pekerjaan itu akan dievaluasi dan ditingkatkan kualitasnya
Dalam SLC juga, pengubahan paradigma  manfaat dari suatu sumber belajar harus dilakukan. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar hanya mungkin terjadi jika ada interaksi antara siswa dengan sumber belajar yang dirancang (learning resources by design). Seperti buku pelajaran, modul, program audio, transparansi (OHT), maupun sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by utilization).Seperti pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat kabar, siaran televisi, dan masih banyak lagi yang lain.  Wujud interaksi antara siswa dengan sumber belajar dapat melalui multi-metode dan multi-media.
Peranan penting sumber belajar itu diantaranya, menjadi fondasi dasar dalam pembelajaran lebih lanjut, untuk mengejar perubahan, mempercepat laju belajar, memberi kesempatan pemelajar untuk belajar sesuai dengan kemampuannya, sarana mengembangkan ketrampilan belajar dan membangun kemampuan asesmen atas tingkat pemahaman (meta cognitive skills) dari proses dan hasil pembelajaran yang telah dicapai, penguasaan atas tujuan suatu mata pelajaran sejauh mana, mencakup juga kemampuan soft skill (karya tulis dan portofolio).
READ MORE - Student Center